Videobokep skandal terbaru kakak adik masih SMP terbaru 2022, bokep indonesia sepasang adik kakak ngentot hot di rumah berdua saat di rumah sedang dalam keadaan sepi tidak ada siapa-siapa, hanya mereka berdua. Jadi dunia ini seakan-akan milik mereka berdua sehingga bisa bebas berbuat apapun yang adik kakak ini inginkan, termasuk ena-ena atau ngentot dengan hot dan nikmat. Nonton dan download
013,263 12 minutes read. Cerita Seks Pengalaman Pertama Bercinta Dengan Bibi di Kampung. Cerita Seks Pengalaman Pertama Bercinta Dengan Bibi di Kampung - Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku.
CeritaPanas Perawan Desa - Berawal pada saat kami baru pindah mengisi rumah baru di kawasan Bogor Selatan. Pada saat itu kami baru mengisi rumah kurang lebih 1 bulan istriku mengeluh kesepian. Karena rumah sekitar kami masih banyak yang kosong dan harus mengurus 2 anak lelaki kami yang memang sedang bandel-bandelnya.
KumpulanCerita Sex Hot bergambar Cerita Dewasa Mesum Cerita Ngentot Sedarah Cerita Bokep STW Tante Remaja daun muda setengah baya sma perawan hot terbaru 2021 , Cerita Sex , Cerita Dewasa , Cerita Ngentot , Kisah Dewasa , Cerita Bokep Cerita sexs akibat di rumah sendirian. Di cerita kali ini aku akan menceritakan sebuah kisahku
VideoMesum Di Rumah Dengan Pacar Terbaru | Nonton dan download bokep indo terbaru, bokepseks yang dimana secara diam-diam sepasang abg ini mesum di rumah ortunya. Simak Video Selebgram Viral Remas Susu Sambil Selfi Part 2. Video Mesum Di Rumah Dengan Pacar Terbaru. Video cewek bispak, memek kecil, memek mulus, janda muda, janda gatel, bokep barat, bokep indo, bokep jepang, memek montok, suka
HSAwo5. Ellsya dan Pak VitoPak Vito adalah seorang petani di daerah tempat aku tinggal. Kesehariannya ia ke sawah dan mencari rumput untuk hewan ternak tetangganya. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 60 tahunan, berbadan kurus, pendek, hitam dan mempunyai dua anak, dua2nya sudah sejak lama merantau, pulang 1 tahun sekali setiap lebaran, dikarenakan ia tidak mau di ajak pindah di kota dengan anaknya, katanya ia ingin mengurusi rumah dan saat ini tinggal sebatang kara, karena istrinya sudah lama kata orang bahwa dia ini seorang yang pekerja keras, buktinya anaknya sudah mandiri dan ia sudah mendapat kiriman tetapi ia tidak mau berhenti aku sendiri bernama Ellysha, saat ini usiaku 19 tahun, dan perawakanku tinggi, putih, banyak orang mengatakan kalau kakiku jenjang, bodiku cukup menggoda para pria, dengan ukuran dada 34a bulat dan kecang, semua itu kudapat karena aku rutin berolahraga setiap bangun terlahir dikeluarga yg sangat taat dengan agama, dari aku Smp - Sma aku di sekolahkan yg fokusnya pendidikan agama, sampai ahirnya aku lulus, aku ingin masuk perguruan tinggi yg umum, tetapi orang tuaku memaksaku harus masuk di perguruan tinggi yg berlatar belakang agama, ya mau gak mau aku harus mengikuti kemauan saat ini disibukan dengan kuliah dan jualan onlineSehari2 aku memakai hijab dan pakaian tertutup, meskipun terkadang aku ingin menampakan hasil olahragaku selama ini tetapi tidak bisa kulakukan karena tuntukan dari keluarga dan agamakuSeperti biasa aku sesekali setiap sore lari2 keliling desa, sambil liat2 sawah untuk menyegarkan pikiran karena seharian sudah dibuat penat dengan tugas dan jualan onlineKetika aku lari2, seperti biasa pasti aku bertemu dengan orang2 yg ada sawah, termasuk kakek vito, akupun menyapa mereka“Mari pak”“Iya mbak mari, lari2 sendirian terus mbak”“Hehe iya pak, gak ada temen yg di ajak”“Owalah, iya mbak silahkan dilanjut”“Yaudah, mari pak”Dan hal itupun berulang2 kaliSampai dimana ketika aku mau lari2 sore cuacaya mendung, tp aku pikir hanya mendung gak akan hujan, kalaupun hujan paling cuma grimis kecil itupun bentarSeperti biasa aku lari mulai dr desaku sampai kesawah2, pas sampai sekitaran sawah tiba2 hujan lebat, akupun panik dan lari sekencang2nya, terlihat dari kejauhan ada gubuk yg biasanya untuk istirahat para petani, akupun memutuskan untuk berteduh hingga hujannya redaKetika aku melangkah masuk ke gubuk itu, ternyata didalam sudah ada orang, yg menduh juga“Eh bapak, numpang ikut neduh ya pak”“Iya mbak silahkan, habis lari2 ya mbak?”“Iya ini pak, td saya kira gak bakal hujan, kan biasanya cuma grimis terus reda”“Iya ni mbak tumben, tp ya syukurlah tanemannya subur nanti mbak”“Oh iya pak, kok sendirian yg lain pada kemana pak?”“Ya tadi juga disawah mbak, tp liat cuaca mendung pd pulang, saya kira ya cuma grimis td mbak jd saya gak ikut pulang”“Owalah”Setelah obrolan basa basi, suasana jadi hening tanpa sepatah katapun yg keluar dari mulut kamiYg terdengar hanya suara hujan dan petir yg menyambar2*tengklung tengklung* suara hpku berbunyiTernyata ada pesan dari ortuku“Km dimana sha? Kok hujan2 belum balik” ortuku sepertinya khawatir aku belum pulang“Aku disawah ma neduh di gubuk ini, mau nerobos hujannya lebat banget, mana petirnya keras banget”“Biar papa jemput ya?” Tanya mama“Gak usah ma, kasihan papa ntar ujan2 mana licin jalannya ma”“Beneran gpp, km berani disawah sendirian? tanya mama“Iya ma, aku gak sendirian ko ma, ini ada pak vito lg neduh juga”“Yaudah, nanti minta anterin kakek vito ya, bilangin mama titip km” kata mama“Iya ma”Hujannya bukannya semakin reda malah semakin lebat, mana hari sudah mulai gelap di tengah sawah lagiAku melihat pak vito di pojokan gubuk meringkuk kedinginan, akupun merasakan hal yg sama, pakaian basah kuyup di tambah angin yg berhembus kencangUntuk memcahkan suasana yg sunyi akupun membuka obrolan dengan pak vito lg“Pak, dingin ya?”“Iiiyaa mbak” bibirnya terlihat bergetar“Pak dapet salam dr ibu, nitip aku katanya pak sama nanti minta tolong suruh nganterin”“Ii… iiya mbak, nanti saya anterin”“Pak gak bawa baju ganti atau sarung?”“Ada si mbak kalau sarung, biasanya buat sembahyang, mau di pake mbak?”“Nggak pak, buat bapak pakai aja, soalnya kasihan bapak itu menggigil banget nanti malah sakit pak”“Kalau saya pakai sendiri sungkan sama mbak, kan saya di titipin ortunya mbak buat jagain”“Ya gak gitu juga pak, dipakai aja pak gpp kok”“Beneran gpp mbak? Yaudah aku pakai ya mbak” sembari mengambil sarung yg di bungkus dengan plastik yg dibawanya“Iya pak gpp, di pakai aja”Sudah hampir 1 jam aku neduh tidak kunjung reda juga, angin semakin berhembus kencang dan di barengi dengan sambaran2 petir“Mbak kedinginan jugakan?” Tiba2 pak vito membuka obrolanMungkin karena dia melihatku yg terlihat menggigil“Nggak kok pak” kataku berbohong, sebenarnya ini benar2 dingin“Sini mbak pakai sarungnya ini”“Jangan pak, buat bapak aja” kataku menolak“Gak usah sungkan mbak, dr pd nanti saya yg di omelin ortunya mbak” katanyaTp aku pikir2 ada benernya juga, tp gak mungkin juga beliau dimarah ortuku, tetapi mungkin dia nanti sungkang sama ortuku“Yaudah gini aja pak, sarungnya di pakai berdua” kataku“Yaudah mbak, sini”Aku beranjak mendekat ke pak vitoKarena ukuran sarung yg kecil jd posisiku dengan pak vito berhimpitanKami berduaku terdiam, sambil merasakan dinginnya hembusan angin“Mbak pakainnya basah ya?” Tanya pak vito“Iya pak maaf ya, jd bapak ikut basah pakaiannya” kataku meminta maaf karena sungkan“Gpp mbak, apa nanti gak masuk angin pakai pakaian basah mbak?”“Ya mau gimana lg pak keadaannya”“Ini pakai baju bapak aja, cuma basah dikit2 mbak” katanya menawariku“Terus nanti bapak pakai apa?”“Kan udah ada sarung mbak jd gpp”“Gak usah pak bapak pakai aja, kasihan bapak”“Yaudah kalau gitu mbakknya masuk kesarungnya aja biar gak terlalu dingin”“Nanti sarungnya malah ikut basah pak kalau saya masuk kesarungnya”“Gpp mbak, yg penting gak masuk angin”Karena pak vito memaksa akupun mengiyakan, jd sekarang sarungnya aku pakai sendiriAku melihat pak vito meringkuk kedinginan, aku bingung musti gimana mana sarung cuma satu“Pak… pak…” panggilku“Em… ehh iya mbak” dia terkaget, sepertianya dia barusan tertidur“Pak sini ikut masuk sarung, biar gak dingin”“Gak usah mbak”“Jangan gitu dong pak, tdkan bapak memaksa aku buat pakai sarungnya sekarang gantian aku maksa bapak”“Yaudah mbak iya”Pak vito beranjak ikut masuk ke dalam sarung, dengan posisi yg sekarang posisi badan kami semakin saling menghimpit satu sama lain“Pak maaf ya dingin gara2 pakainku basah”“Iya mbak gpp kok”Kamipun ngobrol2 menanyakan tentang keluarganya, menanyakan tentang kuliahkuTiba2 pak vito melontarkan pertanyaan yg mengagetkanku“Mbak maaf ya, ini pakaiannya dilepas aja, biar gak dingin, nanti mbak pakai pakainku”“haaa… ih jangan pak ntar bapak kedinginan”“Gak gitu mbak soalnyakan pakain mbak basah, kalau mbaknya tetep pakai nanti kita berdua malah pakaiannya basah semua mbak”“Eh… maaf ya pak jd ikut basah, tp beneran gak usah pak pakai aja pakain bapak”“Maaf mbak bukannya gimana2 ya, tp ini demi kebaikan kita dr pd kita nanti mati kedinginan” katanya meyakinkankuSetelah aku pikir2 ada benarnya juga tp masa iya aku harus buka pakainku di hadapan orang lain“Yaudah iya pak aku pakai bajunya bapak”“Iya mbak bentar saya lepas bajunya” sembari melepas bajunya“ini mbak bajunya” sambil menjulurkan bajunya“Pak maaf bapak menghadap ke arah dinding dulu ya saya mau lepas baju”“Iya mbak” sambil memutar badannya menghadap dindingAku mulai melepas bajuku, saat aku ingin segera memakai baju pak vito, ternyata braku ikut basah juga, tp masa iya mau aku lepas juga, tetapi kalau tidak aku lepas sama saja nanti bajunya basah lg jd dingin lgAhirnya aku memutuskan untuk melepas braku juga, dan aku segera memakai baju yg diberikan pak vito“Sudah pak” panggilku memberitahu kalau aku sudah selesai memakai bajunya“Iya mbak, nah sekarangkan mbaknya udah gak terlalu dingin”
Cerita mesum – Kisah ini bermula bisa dibilang kebetulan, temanku punya istri yang sangat cantik dan seksi badanya semok dan payudaranya besar sekali. Penasaran ? mari kita simak kisah ini..Di keluagaku memang diajarkan hidup sederhana, karena aku mempunyai saudara 4 & kesemuanya wanita & aku memiliki sebuah cerita aku terinpirasi dari majalah porn yg ada di internet, suatu ketika aku sudah dijodohkan dgn orangtuaku & menikah aku hidup secara mandiri jujur aku juga belum merasakan apa itu pacaran , maka dari ini aku berusaha untuk mendalamai rasa cintaku terhadap coba mengadu nasib di kota Kabupatenku dgn mengontrak rumah yg sangat sederhana. Beberapa bi&g usaha saya coba tekuni agar dapat menanggulangi keperluan hidup kami sehari-hari, namun hingga kami mempunyai 3 orang anak, nasib kami tetap belum banyak masih hidup pas-pasan & bahkan harapanku semula untuk mempertebal kecintaanku terhadap istriku malah justru semakin merosot saja. Untung saja, saya orangnya pemalu & sedikit mampu bersabar serta terbiasa dalam penderitaan, sehingga perasaanku itu tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk kedua orangtua & pengaruh setan dari mana, suatu waktu tepatnya Bulan Oktober aku sempatkan diri berkunjung ke rumah teman lamaku sewaktu kami sama-sama di SMA dulu. Sebut saja namanya baru saja pulang dari Kalimantan bersama dgn istrinya, yg belakangan saya ketahui kalau istrinya itu adalah anak majikannya sewaktu dia bekerja di salah satu perusahaan swasta di sana. Mereka juga melangsungkan perkawinan bukan atas dasar saling mencintai, melainkan atas dasar jasa & balas pukul sore, saya sudah tiba di rumah Andik dgn naik ojek yg jaraknya sekitar 1 km dari rumah kontrakan kami. Merekapun masih tinggal di rumah kontrakan, namun agak besar dibanding rumah yg kami mereka sedikit membawa modal dgn harapan membuka usaha baru di kota Kabupaten kami. Setelah mengamati tanda-tanda yg telah diberitahukan Andik ketika kami ketemu di pasar sentral kota kami, saya yakin tidak salah lagi, lalu saya masuk mendekati pintu rumah itu, ternyata dalam keadaan tertutup.“Dog.. Dog.. Dog.. Permisi ada orang di rumah” kalimat penghormatan yg saya ucapkan selama 3 kali berturut-turut sambil mengetuk-ngetuk pintunya, namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Saya lalu mencoba mendorong dari luar, ternyata pintunya terkunci dari dalam, sehingga saya yakin pasti ada orang di dalam rumah saja saya masih ragu apakah rumah yg saya ketuk pintunya itu betul adalah rumah Andik atau bukan. Saya tetap berusaha untuk memastikannya. Setelah duduk sejenak di atas kursi yg ada di depan pintu, saya coba lagi ketuk-ketuk pintunya, namun tetap tidak ada tanda-tanda jawaban dari saya putuskan untuk mencoba mengintip dari samping rumah. Melalui sela-sela jendela di samping rumahnya itu, saya sekilas melihat ada kilatan cahaya dalam ruangan tamu, tapi saya belum mengetahui dari mana sumber kilatan cahaya lalu bergeser ke jendela yg satunya & ternyata saya sempat menyaksikan sepotong tubuh tergeletak tanpa busana dari sebatas pinggul sampai ujung kaki. Entah potongan tubuh laki-laki atau wanita, tapi tampak putih mulus seperti kulit keadaan biji mataku tetap kujepitkan pada sela jendela itu untuk melihat lebih jelas lagi keadaan dalam rumah itu, dibenak saya muncul tanda tanya apa itu tubuh istrinya Andik atau Andik sendiri atau orang orang itu tertidur pula sehingga tersingkap busananya atau memang sengaja telanjang bulat. Apa ia se&g menyaksikan acara TV atau se&g memutar VCD porno, sebab sedikit terdengar ada suara TV seolah film yg itulah yg selalu mengganggu pikiranku sampai akhirnya aku kembali ke depan pintu semula & mencoba mengetuknya kembali. Namun baru saja sekali saya ketuk, pintunya tiba-tiba terbuka lebar, sehingga aku sedikit kaget & lebih kaget lagi setelah menyaksikan bahwa yg berdiri di depan pintu adalah seorang wanita muda & cantik dgn pakaian sedikit terbuka karena tubuhnya hanya ditutupi kain sarung. Itupun hanya bagian bawahnya saja.“Selamat siang,” kembali saya ulangi kalimat penghormatan itu.“Ya, siang,” jawabnya sambil menatap wajah saya seolah malu, takut & kaget.“Dari mana Pak & cari siapa,” tanya wanita itu.“Maaf dik, numpang tanya, apa betul ini rumah Andik,” tanya saya.“Betul sekali pak, dari mana yah?” tanya wanita itu lemah lembut.“Saya tinggal tidak jauh dari sini dik, saya ingin ketemu Andik. Beliau adalah teman lama saya sewaktu kami sama-sama duduk di SMA dulu,” lanjut saya sambil menyodorkan tangan saya untuk menyalaminya. Wanita itu mebalasnya & tangannya terasa lembut sekali namun sedikit hangat.“Oh, yah, syukur kalau begitu. Ternyata ia punya teman lama di sini & ia tak pernah ceritakan padaku,” ucapannya sambil mempersilahkanku masuk. Sayapun langsung duduk di atas kursi plastik yg ada di ruang tamunya sambil memperhatikan keadaan dalam rumah itu, termasuk letak tempat tidur & TVnya guna mencocokkan dugaanku sewaktu mengintip tadiSetelah saya duduk, saya berniat menanyakan hubungannya dgn Andik, tapi ia nampak buru-buru masuk ke dalam, entah ia mau berpakaian atau mengambil suatu hi& berselang beberapa saat, wanita itu sudah keluar kembali dalam keadaan berpakaian setelah tadinya tidak memakai baju, bahkan ia membawa secangkir kopi & kue lalu diletakkan di atas meja lalu mempersilahkanku mencicipinya sambil tersenyum.“Maaf dik, kalau boleh saya tanya, apa adik ini saudara dgn Andik?” tanyaku penuh kekhawatiran kalau-kalau ia tersinggung, meskipun saya sejak tadi menduga kalau wanita itu adalah istri Andik.“Saya kebetulan istrinya pak. Sejak 3 tahun lalu saya melangsungkan pernikahan di Kalimantan, namun Tuhan belum mengaruniai seorang anak,” jawabnya dgn jujur, bahkan sempat ia cerita panjang lebar mengenai latar belakang perkawinannya, asal usulnya & tujuannya ke Kota saya menyimak ulasannya mengenai dirinya & kehidupannya bersama Andik, saya dapat mengambil kesimpulan bahwa wanita itu adalah suku di Kalimantan yg asal usul keturunannya juga berasal dari suku di kawin dgn Andik atas dasar jasa-jasa & budi baik mereka tanpa didasari rasa cinta & kasih sayg yg mendalam, seperti halnya yg menimpa keluarga saya. Ia tetap berusaha & berjuang untuk menggali nilai-nilai cinta yg ada pada mereka berdua siapa tahu kelak bisa meskipun kami baru ketemu, namun ia seolah ingin membeberkan segala keadaan hidup yg dialaminya bersama suami selama ini, bahkan terkesan kami akrab sekali, saling menukar pengalaman rahasia rumah tangga tanpa ada yg kami heran lagi, selaku orang pendiam & kurang pergaulan, saya justru seolah menemukan diriku yg sebenarnya di rumah itu. Karena senang, bahagia & asyiknya perbincangan kami berdua, sampai-sampai saya hampir lupa menanyakan ke mana suaminya saat ini. Setelah kami saling memahami kepribadian, maka akhirnya sayapun menanyakan Andik suaminya itu.“Oh yah, hampir lupa, ke mana Andik sekarang ini, kok dari tadi tidak kelihatan?” tanyaku sambil menyelidiki semua sudut rumah itu.“Kebetulan ia pulang kampung untuk mengambil beras dari hasil panen orangtuanya tadi pagi, tapi katanya ia tidak bermalam kok, mungkin sebentar lagi ia datang. Tunggu saja sebentar,” jawabnya seolah tidak menghendaki saya pulang dgn cepat hanya karena Andik tidak di rumah.“Kalau ke kampung biasanya jam berapa tiba di sini,” tanyaku lebih lanjut.“Sekitar jam atau malam,” jawabnya sambil menoleh ke jam dinding yg tergantung dalam ruangan itu. Padahal saat ini tanpa terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul lama setelah itu, ia nampaknya buru-buru masuk ke ruang dapur, mungkin ia mau menyiapkan makan malam, tapi saya teriak dari luar kalau saya baru saja makan di rumah & melarangnya ia repot-repot menyiapkan makan ia tetap menyalakan kompornya lalu memasak seolah tak menginginkan aku kembali dgn cepat. Tak lama sesudah itu, iapun kembali duduk di depan saya melanjutkan perbincangannya. Sayapun tak kehabisan bahan untuk menemaninya. Mulai dari soal-soal pengalaman kami di kampung sewaktu kecil hingga soal rumah tangga kami nampaknya kami saling terbuka, maka sayapun berani menanyakan tentang apa yg dikerjakannya tadi, sampai lama sekali baru dibukakan pintu tanpa saya beritahu kalau saya mengintipnya tadi dari selah jendela. Ka&g ia menatapku lalu tersenyum seolah ada sesuatu berita gembira yg ingin disampaikan padaku.“Jadi bapak ini lama mengetuk pintu & menunggu di luar tadi?” tanyanya sambil tertawa.“Sekitar 30 menit barangkali, bahkan hampir saya pulang, tapi untung saya coba kembali mengetuk pintunya dgn keras,” jawabku terus terang.“Ha.. Ha.. Ha.. Saya ketiduran sewaktu nonton acara TV tadi,” katanya dgn jujur sambil tertawa terbahak-bahak.“Tapi bapak tidak sampai mengintip di samping rumah kan? Maklum kalau saya tertidur biasanya terbuka pakaianku tanpa terasa,” tanyanya seolah mencurigaiku tadi. Dalam hati saya jangan-jangan ia sempat melihat & merasa diintip tadi, tapi saya tidak boleh bertingkah yg mencurigakan.“Ti.. Ti.. Dak mungkin saya lakukan itu dik, tapi emangnya kalau saya ngintip kenapa?” kataku terbata-bata, maklum saya tidak biasa bohong.“Tidak masalah, cuma itu tadi, saya kalau tidur jarang pakai busana, terasa panas. Tapi perasaan saya mengatakan kalau ada orang tadi yg mengintipku lewat jendela sewaktu aku tidur. Makanya saya terbangun bersamaan dgn ketukan pintu bapak tadi,” ulasnya curiga namun tetap ia ketawa-ketawa sambil meman&giku.“M.. Mmaaf dik, sejujurnya saya sempat mengintip lewat sela jendela tadi berhubung saya terlalu lama mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Jadi saya mengintip hanya untuk memastikan apa ada atau tidak ada orang di dalam tadi. Saya tidak punya maksud apa-apa,” kataku dgn jujur, siapa tahu ia betul melihatku tadi, aku bisa dikatakan pembohong.“Jadi apa yg bapak lihat tadi sewaktu mengintip ke dalam? Apa bapak sempat melihatku di atas tempat tidur dgn telanjang bulat?” tanyanya penuh selidik, meskipun ia masih tetap senyum-senyum.“Saya tidak sempat melihat apa-apa di dalam kecuali hanya kilatan cahaya TV & sepotong kaki,” tegasku sekali lagi dgn terus terang.“Tidak apa-apa, saya percaya ucapan bapak saja. Lagi pula sekiranya bapak melihatku dalam keadaan tanpa busana, bapak pasti tidak heran, & bukan soal baru bagi bapak, karena apa yg ada dalam tubuh saya tentu sama dgn milik istri bapak, yah khan?” ulasnya penuh canda. Lalu ia berlari kecil masuk ke ruang dapur untuk memastikan apa nasi yg dimasaknya sudah matang atau di jam dinding menunjukkan sudah pukul namun Andik belum juga datang. Dalam hati kecilku, Jangan-jangan Andik mau bermalam di kampungnya, aku tidak mungkin bermalam berdua dgn istrinya di rumah ini. Saya lalu teriak minta pamit saja dgn alasan nanti besok saja ketemunya, tapi istri Andik berteriak melarangku & katanya,“Tunggu dulu pak, nasi yg saya masak buat bapak sudah matang. Kita makan bersama saja dulu, siapa tahu setelah makan Andik datang, khan belum juga larut malam, apalagi kita baru saja ketemu,” katanya penuh harap agar aku tetap menunggu & mau makan malam bersama di lama kemudian, iapun keluar memanggilku masuk ke ruang dapur untuk menikmati hi&gan malamnya. Sambil makan, kamipun terlibat pembicaraan yg santai & penuh canda, sehingga tanpa terasa saya sempat menghabiskan dua piring nasi tanpa saya ingat lagi kalau tadi saya bilang sudah kenyg & baru saja makan di rumah. Malu sendiri rasanya.“Bapak ini nampaknya masih muda. Mungkin tidak tepat jika aku panggil bapak khan? Sebaiknya aku panggil kak, abang atau Mas saja,” ucapnya secara tiba-tiba ketika aku meneguk air minum, sehingga aku tidak sempat menghabiskan satu gelas karena terasa kenyg saya mulai terayu atau tersanjung oleh seorang wanita muda yg baru saja kulihat sepotong tubuhnya yg mulus & putih? Tidak, saya tidak boleh berpikir ke sana, apalagi wanita ini adalah istri teman lamaku, bahkan rasanya aku belum pernah berpikir macam-macam terhadap wanita lain sebelum ini. Aku kendalikan cepat pikiranku yg mulai miring. Siapa tahu ada setan yg memanfaatkannya “Bolehlah, apa saja panggilannya terhadapku saya terima semua, asalkan tidak mengejekku. Hitung-hitung sebagai panggilan adik sendiri,” jawabku memberikan kebebasan.“Terima kasih Kak atau Mas atas kesediaan & keterbukaannya” selesai makan, aku lalu berjalan keluar sambil meman&gi sudut-sudut ruangannya & aku sempat mengalihkan perhatianku ke dalam kamar tidurnya di mana aku melihat tubuh terbaring tanpa busana betul, wanita itulah tadi yg berbaring di atas tempat tidur itu, yg di depannya ada sebuah TV color kira-kira 21 inc. Jantungku tiba-tiba berdebar ketika aku melihat sebuah celana color tergeletak di sudut tempat tidur itu, sehingga aku sejenak membaygkan kalau wanita yg baru saja saya temani bicara & makan bersama itu kemungkinan besar tidak pakai celana, apalagi yg saya lihat tadi mulai dari pinggul hingga ujung kaki tanpa busana. Namun pikiran itu saya coba buang jauh-jauh biar tidak mengganggu aku duduk kembali di kursi tamu semula, tiba-tiba aku mendengar suara TV dari dalam, apalagi acaranya kedengaran sekali kalau itu yg main adalah film Angling Dharma yaitu film kegemaranku. Aku tidak berani masuk nonton di kamar itu tanpa dipanggil, meskipun aku ingin sekali nonton film itu. Bersamaan dgn puncak keinginanku, tiba-tiba,“Kak, suka nggak nonton filmnya Angling Dharma?” teriaknya dari dalam kamar tidurnya.“Wah, itu film kesukaanku, tapi saygnya TV-nya dalam kamar,” jawabku dgn cepat & suara agak lantang.“Masuk saja di sini kak, tidak apa-apa kok, lagi pula kita ini khan sudah seperti saudara & sudah saling terbuka” katanya penuh saya bangkit & masuk ke dalam kamar. Iapun persilahkan aku duduk di pinggir tempat tidur berdampingan dgnnya. Aku agak malu & takut rasanya, tapi juga mau sekali nonton film kami biasa-biasa saja, hening & serius nontonnya, tapi baru sekitar setengah jam acara itu berjalan, tiba-tiba ia menawarkan untuk nonton film dari VCD yg katanya lebih bagus & lebih seru dari pada filmnya Angling Dharma, sehingga aku tidak menolaknya & ingin juga menyaksikannya. Aku cemas & khawatir kalau-kalau VCD yg ditawarkan itu bukan kesukaanku atau bukan yg ia masukkan kasetnya, iapun mundur & kembali duduk tidak jauh dari tempat dudukku bahkan terkesan sedikit lebih rapat daripada sebelumnya. Gambarpun muncul & terjadi perbincangan yg serius antara seorang pria & seorang wanita Barat, sehingga aku tidak tahu maksud pembicaraan dalam film saja aku bermaksud meminta mengganti filmnya dgn film Angling Dharma tadi, tiba-tiba kedua insan dalam layar itu berpelukan & berciuman, saling mengisap lidah, bercumbu rayu, menjilat mulai dari atas ke bawah, bahkan secara perlahan-lahan saling menelanjangi & meraba, sampai akhirnya saya menatapnya dgn tajam sekali secara bergantian menjilati kemaluannya, yg membuat jantungku berdebar, tongkatku mulai tegang & membesar, sekujur tubuhku gemetar & berkeringat, lalu sedikit demi sedikit aku menoleh ke arah wanita disampingku yakni istri teman bersamaan iapun sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mengalihkan pan&gannya ke layar. Tentu aku tidak mampu lagi membendung birahiku sebagai pria normal, namun aku tetap takut & malu mengutarakan isi hatiku.“Mas, pak, suka nggak filmnya? Kalau nggak suka, biar kumatikan saja,” tanyanya seolah memancingku ketika aku asyik menikmatinya.“Iiyah, bolehlah, suka juga, kalau adik, memang sering nonton film gituan yah?” jawabku sedikit malu tapi mau & suka sekali.“Saya dari dulu sejak awal perkawinan kami, memang selalu putar film seperti itu, karena kami sama-sama menyukainya, lagi pula bisa menambah gairah sex kami dikala sulit memunculkannya, bahkan dapat menambah pengalaman berhubungan, syukur-syukur jika sebagian bisa dipraktekkan.“Sungguh kami ketinggalan. Saya kurang pengalaman dalam hal itu, bahkan baru kali ini saya betul-betul bisa menyaksikan dgn tenang & jelas film seperti itu. Apalagi istriku tidak suka nonton & praktekkan macam-macam seperti di film itu,” keteranganku terus terang.“Tapi kakak suka nonton & permainan seperti itu khan?” tanyanya lagi.“Suka sekali & kelihatannya nikmat sekali yach,” kataku secara tegas.“Jika istri kakak tidak suka & tidak mau melakukan permainan seperti itu, bagaimana kalau aku tawarkan kerjasama untuk memperaktekkan hal seperti itu?” tanya istri teman lamaku secara tegas & berani padaku sambil ia mendempetkan tubuhnya di tubuhku sehingga bisikannya terasa hangat nafasnya sempat lagi aku berfikir panjang, lalu aku mencoba merangkulnya sambil menganggukkan kepala pertanda setuju. Wanita itupun membalas pelukanku. Bahkan ia duluan mencium pipi & bibirku, lalu ia masukkan lidahnya ke dalam mulutku sambil digerak-gerakkan ke kiri & ke kanan, akupun membalasnya dgn lahap memulai memasukkan tangan ke dalam bajunya mencari kedua payudaranya karena aku sama sekali sudah tidak mampu lagi menahan birahiku, lagi pula kedua benda kenyal itu saya sudah hafal tempatnya & sudah sering kali ini, rasanya lain daripada yg lain, sedikit lebih mulus & lebih keras dibanding milik istriku. Entah siapa yg membuka baju yg dikenakannya, tiba-tiba terbuka dgn lebar sehingga nampak kedua benda kenyal itu tergantung dgn memperaktekkan apa yg barusan kulihat dalam layar tadi yakni menjilat & mengisap putingnya berkali-kali seolah aku mau mengeluarkan air dari dalamnya. Ka&g kugigit sedikit & kukunyah, namun wanita itu sedikit mendorong kepalaku sebagai tanda a&ya rasa hidupku, baru kali ini aku melihat peman&gan yg indah sekali di antara kedua paha wanita itu. Karena tanpa kesulitan aku membuka sarung yg dikenakannya, langsung saja jatuh sendiri & sesuai dugaanku semula ternyata memang tidak ada pelapis kemaluannya sama sekali sehingga aku sempat menatap sejenak kebersihan vagina wanita mulus & tanpa selembar bulupun tumbuh di atas gundukan itu membuat aku terpesona melihat & merabanya, apalagi setelah aku memberanikan diri membuka kedua bibirnya dgn kedua tanganku, nampak benda kecil menonjol di antara kedua bibirnya dgn warna agak rasanya aku telan & makan sekalian, untung bukan makanan, tapi sempat saya lahap dgn lidahku hingga sedalam-dalamnya sehingga wanita itu sedikit menjerit & terengah-engah menahan rasa nikmatnya lidah saya, apalagi setelah aku menekannya dalam-dalam.“Kak, aku buka saja semua pakaiannya yah, biar aku lebih leluasa menikmati seluruh tubuhmu,” pintanya sambil membuka satu persatu pakaian yg kukenakan hingga aku telanjang bulat. Bahkan ia nampaknya lebih tidak tahan lagi berlama-lama meman& langsung serobot saja & menjilati sekujur tubuhku, namun jilatannya lebih lama pada biji pelerku, sehingga pinggulku bergerak-gerak dibuatnya sebagai tanda kegelian. Lalu disusul dgn memasukkan penisku ke mulutnya & menggocoknya dgn cepat & berulang-ulang, sampai-sampai terasa spermaku mau saya tarik keluar cepat, lalu membaringkan ke atas tempat tidurnya dgn kaki tetap menjulang ke lantai biar aku lebih mudah melihat, & menjamahnya. Setelah ia terkulai lemas di atas tempat tidur, akupun mengangkanginya sambil berdiri di depan gundukkan itu & perlahan aku masukkan ujung penisku ke dalam vaginanya lalu menggerak-gerakkan ke kiri & ke kanan maju & mundur, akhirnya dapat masuk tanpa terlalu kesulitan.“Dik, model yg bagaimana kita terapkan sekarang? Apa kita ikuti semua posisi yg ada di layar TV tadi,” tanyaku berbisik.“Terserah kak, aku serahkan sepenuhnya tubuhku ini pada kakak, mana yg kakak anggap lebih nikmat & lebih berkesan sepanjang hayat serta lebih memuaskan kakak,” katanya pasrah. Akupun meneruskan posisi tidur telentang tadi sambil aku berdiri menggocok terus, sehingga menimbulkan bunyi yg agak menambah gairah sexku.“Ahh.. Uhh.. Ssstt.. Hmm.. Teeruus kak, enak sekali, gocok terus kakak, aku sangat menikmatinya,” demikian pintanya sambil terengah & berdesis seperti bunyi jangkrik di dalam kamarnya itu.“Dik, gimana kalau saya berbaring & adik mengangkangiku, biar adik lebih leluasa goygannya,” pintaku pa&ya.“Aku ini sudah hampir memuncak & sudah mulai lemas, tapi kalau itu permintaan kakak, bolehlah, aku masih bisa bertahan beberapa menit lagi,” jawabnya seolah ingin memuaskanku malam kami rasakan & pikirkan lagi suaminya kembali malam itu, apalagi setelah jam menunjukkan pukul malam itu, aku terus berusaha menumpahkan segalanya & betul-betul ingin menikmati pengalaman bersejarah ini bersama dgn istri teman lamaku saygnya, karena keasyikan & keseriusan kami dalam bersetubuh malam itu, sehingga baru sekitar 3 menit berjalan dgn posisi saya di bawah & dia di atas memompa serta menggoyg kiri kanan pinggulnya, akhirnya spermakupun tumpah dalam rahimnya & diapun kurasakan bergetar seluruh tubuhnya pertanda juga memuncak gairah sexnya. Setelah sama-sama puas, kami saling berciuman, berangkulan, berjilatan tubuh & tidur terlentang hingga kami terbangun hampir bersamaan di pagi hari, saya langsung lompat dari tempat tidur, tiba-tiba muncul rasa takut yg mengecam & pikiranku sangat kalut tidak tahu apa yg harus saya menyesal tapi ada keinginan untuk mengulanginya bersama dgn wanita itu. Untung malam itu suaminya tidak kembali & kamipun berusaha masuk kamar mandi membersihkan diri. Walaupun terasa ada gairah baru lagi ingin mengulangi di dalam kamar mandi, namun rasa takutku lebih mengalahkan gairahku sehingga aku mengurungkan niatku itu & langsung pamit & sama-sama berjanji akan mengulanginya jika ada keluar dari rumah tanpa ada orang lain yg melihatku sehingga saya yakin tidak ada yg mencurigaiku. Soal istriku di rumah, saya bisa buat alasan kalau saya ketemu & bermalam bersama dgn sahabat lamaku.
cerita mesum di rumah